Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2015

Media Pembelajaran Teks Laporan Hasil Observasi

Gambar

50 Fakta Menarik tentang Indonesia

Gambar
RI merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau (termasuk 9.634 pulau yang belum diberi nama dan 6.000 pulau yang tidak berpenghuni). Disini ada 3 dari 6 pulau terbesar didunia, yaitu : Kalimantan (pulau terbesar ketiga di dunia dengan luas 539.460 km2), Sumatera (473.606 km2) dan Papua (421.981 km2). Indonesia adalah Negara maritim terbesar di dunia dengan perairan seluas 93 ribu km2 dan panjang pantai sekitar 81 ribu km2 atau hampir 25% panjang pantai di dunia. Pulau Jawa adalah pulau terpadat di dunia dimana sekitar 60% hamper penduduk Indonesia (sekitar 130 juta jiwa) tinggal di pulau yang luasnya hanya 7% dari seluruh wilayah RI. Indonesia merupakan Negara dengan suku bangsa yang terbanyak di dunia. Terdapat lebih dari 740 suku bangsa/etnis, dimana di Papua saja terdapat 270 suku. Negara dengan bahasa daerah yang terbanyak, yaitu, 583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk yang digunakan berbagai suku bangsa di Indonesi

10 hal yang dipikirkan warga negara lain tentang Indonesia

Merdeka.com - Coba kamu ketik kalimat "Why are Indonesian" di Google search engine. Apa yang kamu temukan? Di situ kamu bisa melihat stereotip yang melekat di benak orang terhadap orang Indonesia. Bagi orang-orang yang tidak tinggal di Indonesia, kita identik dengan Islam, bertubuh pendek, mempunyai nama yang panjang, dan orang Indonesia keturunan Tionghoa biasanya hidup berkecukupan. Kita-kira apa sih, yang dipikirkan warga negara lain saat mendengar Indonesia? Berikut ini beberapa stereotip tentang Indonesia yang dikumpulkan oleh situs National Stereotype. Simak dan jadikan bahan introspeksi, ya. 1. Suka terlambat Kebiasaan sebagian besar orang Indonesia yang suka terlambat ternyata menjadi poin yang paling diingat oleh warga negara lain, lho. Konon kalau orang dari negara lain janjian dengan orang Jepang, mereka harus datang setengah jam sebelum waktu yang disepakati, karena orang Jepang sangat disiplin waktu. Sementara kalau janjian dengan orang Indonesia mer

Karnaval Kota Magelang : Mobil Karnaval SKAHIMA

Gambar
SMK Muhammadiyah Kota Magelang Karnaval SMK Muhammadiyah Kota Magelang 2014 Ngeblur, hehehe UNY dan UNNES Siswa SKAHIMA, UNY, dan UNNES SMK Muhammadiyah Kota Magelang 2014

Awesome Indonesia

Gambar

AZAB DAN SENGSARA (KISAH KEHIDUPAN SEORANG GADIS)

Pengarang : Merari Siregar Penerbit : Balai Pustaka Umumnya, para pengamat sastra Indonesia menempatkan novel Azab dan sengsara ini sebagai novel pertama di Indonesia dalam khazanah kesusastraan Indonesia modern. Penempatan novel ini sebagai novel pertama lebih banyak didasarkan pada anggapan bahwa kesusastraan Indonesia modern lahir tidak dari peran berdirinya Balai Pustaka. 1917, yang cikal bakalnya berdiri tahun 1908. Sungguhpun sebenarnya tidak sedikit novel yang terbit sebelum Balai Pustaka berdiri, dalam hal pemakaian bahasa Melayu sekolahan, Azab dan Sengsara yang mengawalinya. Dalam konteks itulah novel ini menempati kedudukan penting. Tema Azab dan Sengsara sendiri yang mempermasalahkan perkawinan dalam hubungan nya dengan harkat dan martabat keluarga, bukanlah hal yang baru. Novel-novel yang terbit di luar Balai Pustaka-yang umumnya menggunakan bahasa Melayu rendah atau bahasa Melayu pasar-juga banyak yang bertema demikian. Novel bahasa Sunda, Baruang ka Nu

SITTI NURBAYA (Kasih Tak Sampai)

Pengarang : Marah Rusli (7 Agustus 1889-17 Januari 1968) Penerbit : Balai Pustaka   Hampir semua kritikus sastra Indonesia menempatkan novel Sitti Nurbaya ini sebagai karya penting dalam sejarah kesusastraan Indonesia. Secara tematik, seperti yang disinggung H.B. Jassin, Zuber Usman, Ajip Rosidi, Sapardi Djoko Damono, maupun Teeuw, novel ini tidak hanya menampilkan latar social lebih jelas, tetapi juga mengandung kritik yang tajam terhadap adapt-istiadat dan tradisi kolot yang membelenggu. Novel ini pula yang pertama kali menampilkan masalah perkawinan dalam hubungannya dengan persoalan adat, yang kemudian banyak diikuti oleh pengarang-pengarang Indonesia sesudahnya. Pada tahun 1969, novel ini memperoleh hadiah penghargaan dari pemerintah Indonesia sebagai hadiah tahunan yang diberikan setiap tanggal 17 Agustus- kini Hadiah Tahunan Pemerintah ini tidak dilanjutkan lagi. Berbagai artikel maupun makalah yang membahas novel ini sudah banyak ditulis oleh para pengamat